Hutan mangrove menjadi salah satu subjek utama bagi pengembangkan lingkungan di Indonesia. Banyak lembaga sosial yang bergerak dalam bidang lingkungan terus mensosialisasikan manfaat mangrove. Hal ini mendukung kesadaran masyarakat bahwa mangrove memang penting untuk melindungi lingkungan. Melestarikan kawasan mangrove adalah usaha yang sangat baik untuk menstabilkan kondisi lingkungan dan menyelamatkan semua habitat di hutan mangrove. Kawasan mangrove dapat ditemui di beberapa daerah di Indonesia, seperti di banyak wilayah Bangka Belitung di Kota Pangkalpinang.
Fuel Terminal Pangkal Balam telah melakukan upaya penanaman dan pelestarian mangrove yang ada di Pantai Tanjung Bunga yang berlokasi Kelurahan Air Itam, Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sejak tahun 2013 dengan menanam sebanyak 10.000 bibit mangrove. Untuk meningkatkan habitat mangrove dan ekosistem lautan yang baik, Fuel Terminal Pangkal Balam kembali melakukan Aksi Giat Iklim dengan penanaman 10.000 bibit mangrove di tahun 2018, 2019, dan 2020. Hingga saat ini terhitung telah ada hampir 20.000 mangrove di pesisir Pantai Tanjung Bunga.
Keberadaan vegetasi Mangrove di pesisir Pantai Tanjung Bunga ternyata memberikan dampak positif bagi ekosistem alam. Melalui penanaman Mangrove ini, membuat adanya tempat hidup baru atau habitat baru yang terbentuk untuk kepiting. Ternyata dengan adanya vegetasi mangrove ini, dapat memunculkan habitat kepiting dn memberikan kepiting tempat tinggal baru. Akar dari mangrove yang menghujam ke atas permukaan tanah menjadi tempat tinggal atau habitat bagi kepiting bakau. Karena mulai banyaknya tersedia vegetasi mangrove di Pantai Tanjung Bunga, maka memunculkan banyaknya kepiting bakau di area konservasi Mangrove ini.
Hal ini dapat diidentifikasi dari peningkatan jumlah kepiting bakau yang ada di Pantai Tanjung Bunga yang mulanya tidak ada sama sekali pada tahun 2017 hingga pada tahun 2018 mulai berkembang koloni kepiting bakau, hingga kini mengalami peningkatan berjumlah 300 ekor kepiting bakau yang tersebar di area konservasi mangrove di Pantai Tanjung Bunga. Keberadaan kepiting bakau di dalam ekosistem mangrove juga memberikan keuntungan bagi mangrove itu sendiri. Dengan adanya kepiting bakau, dapat mengurangi kadar racun tanah lahan mangrove yang dikenal dengan anoksik (kekurangan oksigen). Kepiting akan membuat lubang-lubang di tanah sebagai tempat tinggalnya yang secara langsung dapat mempermudah proses pertukaran udara di lahan mangrove. Selain itu, kepiting ini dapat menjadi indicator pencemaran logam berat di Kawasan hutan mangrove.